pskb A1

pskb A1
akbid bina husada

Kamis, 09 Februari 2012

RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR


Secara umum sebagian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah melahirkan, menurut clydde regina dkk.(2001), bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi, serta emosional. Sebagian perempuan menganggap bahwa masa-masa setelah melahirkan adalah masa-masa sulit yang akan menyebabkanmereka mengalami tekanan secara emosional. Gangguan gangguan psikologis yang muncul akan mengurangi kebahagiaan yang dirasakan, dan sedikit banyak memengaruhi hubungan anak dan ibu di kemudian hari, khususnya pengaruh penerimaan (respons) ibu terhadap bayi baru lahir.

3. 1   BOUNDING ATTACHMENT
Bounding Attachment adalah hubungan antara bayi dengan lingkungan di sekitarnya, bisa dengan ibu, ayah, dan saudara-saudaranya. Bounding attachment pertama kali yang dilakukan oleh seorang bayi yang baru lahir ialah dengan ibunya.
Pada saat proses pelahiran selesai, proses yang baru dimulai sama pentingnya untuk masa depan keluarga. Sebagai awalan ketika ibu mulai merasa bias terbuka terhadap bayi baru lahirnya dan bayi berada dalam periode reaktivitas pertamanya, hal ini merupakan pengalaman baru yang paling berharga untuk proses bonding. Klaus dan kennel menekankan pentingnya periode sensitive setelah proses kelahiran. Gagasan mengenai periode sensitif dapat dilihat pada perilaku awal orang tua yang menemui bayi baru lahir mereka, ketika tiba-tiba atau dengan lembut orang tua mengeksplorasi tubuh bayi baru lahir, mengubah intonasi dan ritme suara mereka menjadi lembut, serta mengambil posisi moka dengan muka yang berhadapan dengan anak mereka.
Bonding attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak
antara ibu-ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih.


menurut Klaus,
Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat
diperoleh dari kontak dini :
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
2. Reflek menghisap dilakukan dini
3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua & anak
_ Body warmth (kehangatan tubuh)
_ Waktu pemberian kasih sayang
_ Stimulasi hormonal
Prinsip-Prinsip & Upaya Meningkatakan Bonding Attachment
a. Menit pertama jam pertama
b. Sentuhan orang tua pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik & sistematisTerlibat proses persalinan
e. Persiapan PNC sebelumnya
f. Adaptasi
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam
memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu,
serta memberi rasa nyaman.
h. Fasilitas untuk kontak lebih lama
i. Penekanan pada hal-hal positif
j. Perawat maternitas khusus (bidan)
k. Libatkan anggota keluarga lainnya
l. Informasi bertahap mengenai bonding attachment
Dampak positif yang dapat diperoleh dari boding attachment :
- Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan
sikap social
- Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
Hambatan Bonding Atatchment
- Kurangnya support system
- Ibu dengan resiko
- Bayi dengan resiko
- Kehadiran bayi yang tidak diinginkan
Perkembangan tingkah laku anak yang terhambat
- Tingkah laku stereotipe
- Sosial abnormal
- Kemunduran motorik, kognitif, verbal- Bersikap apatis

Pengertian Bounding Attachment
  1. Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
  2. Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
  3. Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
  4. Bennet dan Brown (1999), bounding:  terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
  5. Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
  6. Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
  7. Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan; attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
  8. Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
  9. Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
  10. Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan.
Tahap-Tahap Bounding Attachment
  1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, erbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
  2. Bounding (keterikatan)
  3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.
Elemen-Elemen Bounding Attachment
  1. SentuhanSentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
  2. Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
  3. Suara – Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
  4. Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
  5. Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
  6. Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
  7. Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tuaanak.
Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
  1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
  2. Reflek menghisap dilakukan dini.
  3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
  4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).
Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
  1. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
  2. Sentuhan orang tua pertama kali.
  3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
  4. Kesehatan emosional orang tua.
  5. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
  6. Persiapan PNC sebelumnya.
  7. Adaptasi.
  8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
  9. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
  10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.
  11. Penekanan pada hal-hal positif.
  12. Perawat maternitas khusus (bidan).
  13. Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
  14. Informasi bertahap mengenai bounding attachment.
Keuntungan Bounding Attachment
  1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
  2. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
Hambatan Bounding Attachment
  1. Kurangnya support sistem.
  2. Ibu dengan resiko (ibu sakit).
  3. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
  4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

3.2 Respon Ayah dan Keluarga


Melibatkan ayah atau anggota keluarga dekat lain dalam periode ini dapat meningkatkan kegembiraan keluarga. Namun, pembatasan kunjungan hanya oleh keluarga dan teman dekat selama periode ini juga dapat menjadi factor dalam mempertahankan kontak ibu dengan bayinya.
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada juga yang negatif.
Respon Positif
Respon positif dapat ditunjukkan dengan:
  1. Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.
  2. Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik.
  3. Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.
  4. Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi.
Respon Negatif
Respon negatif dapat ditunjukkan dengan:
  1. Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai keinginan.
  2. Kurang berbahagia karena kegagalan KB.
  3. Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang mendapat perhatian.
  4. Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya.
  5. Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.
  6. Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa malu dan aib bagi keluarga.

3.3 Sibling Rivalry

Kehadiran anggota keluarga baru (bayi) dalam keluarga dapat menimbulkan situasi krisis terutama pada saudara-saudaranya, sehingga perlu dipersiapkan.
  1. Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
  2. Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.
Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak-anak tersebut adalah hal yang biasa bagi anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun pun sudah sangat mudah terjadi sibling rivalry itu. Istilah ahli psikologi hubungan antar anak-anak seusia seperti itu bersifat ambivalent dengan love hate relationship.
Penyebab Sibling Rivalry
Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
  1. Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin menunjukkan pada saudara mereka.
  2. Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari orang tua mereka.
  3. Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan anggota keluarga baru/ bayi.
  4. Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
  5. Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
  6. Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai permainan dengan saudara mereka.
  7. Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
  8. Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga adalah normal.
  9. Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
  10. Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
  11. Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
  12. Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka.
Mengatasi Sibling Rivalry
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:
  1. Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
  2. Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
  3. Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
  4. Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
  5. Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
  6. Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain.
  7. Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
  8. Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
  9. Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
  10. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik.
  11. Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak.
  12. Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
  13. Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
  14. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.

Penerimaan atau respons ibu terhadap bayi baru lahir
Reksi wanita berbeda-beda segera setelah melahirkan. Beberapa orang merasa letih dan hanya ingin tidur, beberapa lainnya merasa sangat sadar dan tidak bisa tidur. Kedua jenis reaksi ini sangat normal. Hanya ingin dibairkan seorang diri dan tidir setelah persalinan usai adalah reaksi yang sangat normal dan tidak membuat seorang ibu menjadi ibu yang buruk. Di sisi lain, jika seorang ibu tidak dapat tidur dan ingin menghabiskan waktu dengan memandang bayi, itu juga lebih baik.
Selama hari-hari pertama melahirkan, sebagian besar ibu secara total merasakan bahwa semua perhatiannya terserap kepada kebutuhan bayi dan meninggalkan bayinya hanya dalam waktu singkat. Seorang ibu menghabiskan waktu untuk menganggumi bayinya, baik saat bayinya bangun maupun tidur. Ibu yang dulunya takut dan merasa tidak yakin, kini dengan cepat berubah menjadi sosok ibu yang mengetahui semua atribut khusus dan isyarat dari bayinya yang baru lahir serta mulai memberi respons yang sesuai.

Kondisi yang mempengaruhi sikap orang tua terhadap bayi
1.      kurang kasih sayang
2.      persaingan tugas sebagai orang tua
3.      pengalaman melahirkan
4.      kondisi fisik ibu setelah melahirkan semas tentang biaya
5.      cemas tentang biaya
6.      kelainan pada bayi
7.      penyesuaian diri bayi pascanatal
8.      tangisan bayi
9.      kebencian orang tua pada perawatan, privasi, dan biaya pengeluaran
10.  gelisah tentang kenormalan bayi
11.  gelisah tentang kelangsungan hidup bayi
12.  penyakit psikologis atau penyalahgunaan alcohol dan kekerasan pada anak

depresi pasca melahirkan yang memengaruhi respons ibu terhadap bayi

delatan puluh lima persen wanita mengalami gangguan mood atau suasana hati setelah melahirkan yang dapat memengaruhi banyak hal, terutama respons atau penerimaan terhadap bayi baru lahir. Sebagian besar dari mereka mengalami apa yang disebut baby blues, sedangkan kurang lebih 10-15% mengalami depresi pasca persalinan atau yang dikenal dengan istilah postpartum depresión.
1.            baby blues atau postpartum blues hádala statu gangguan psikologis sementara yang ditandai dengan memuncaknya emosi pada minggu pertama setelah melahirkan.
2.            postpartum depresión berhubungan dengan depresi yang dialami wanita selama kehamilan, single parent, konsumsi rokok dan/atau obat-obat terlarang selama masa kehamilan, muntah-muntah Herat, tenderita statu penyakit selama kehamilan, kelainan psikologis dan sebagainya.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi faktor risiko ádalah sebagai berikut
·         pemberian dukungan dari pasangan,  keluarga, lingkungan, maupun profesional selama kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan dapat mencegah depresi serta mempercepat proses penyembuhan.
·         Mencari tahu tentang gangguan psikologis uyang mungkin terjadi pada ibu hamil dan ibu yang baru saja melahirkan, sehingga jika terjadigejala dapat di kenali dan ditangani segera.
·         Konsumsi makanan sehat, istirahat cukup, dan olahraga minimal 15 menit per hari dapat menjaga suasana hati tetap baik.
·         Mencagah pengambilan keputusan yang berat salama kehamilan
·         Mempersiapkan diri secara mental dengan membaca buku artikel tentang kehamilan dan persalinan, serta mendengarkan pengalaman wanita lain yang pernah melahirkan dapat membantu mengurangi ketakutan.
·         Menyiapkan seseorang untuk membantu keperluan sehari-hari (memasak , membersihkan rumah, belanja, dan lain-lain).
·         Jika berisiko tinggi mengalami gangguan psikologis, jalani pengobatan profilaksis dan terapi psikologis selama kehamilan untuk mencegah atau menghilangkan depresi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bebas bicara apa aja..