MAKALAH
PSIKOLOGI MENSTRUASI
DISUSUN
OLEH:
Ayu
Fitri Anis (10154010041)
Fitrah
Ramdhayani (10154010003)
Meli
Hartati
(10154010052)
Novitasari (10154010096)
Nurmeli
Eka Juliani (10154010074)
PROGRAM
STUDI KEBIDANAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“PSIKOLOGI MENSTRUASI”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian PSIKOLOGI
MENSTRUASI atau yang lebih khususnya membahas pengertian
psikologi, menstruasi, dan macam-macam psikologi menstruasi itu sendiri.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
psikologi menstruasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Palembang, 15 oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR
ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .1
1.2.Rumusan
Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 2
1.3.Tujuan.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . 3
1.4.Manfaat
Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . 3
BAB
II KAJIAN TEORI
2.1. Kajian
Teori. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . 4
2.2. Penelitian
Terkait. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . 4
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .6
3.2. Tempat dan
Waktu. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . 6
3.3. Tindakan. .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . 6
BAB
IV PEMBAHASAN
4.1. Psikologi. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
4.2. Menstruasi. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
4.3. Psikologi Menstruasi. . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
4.4. Syndroma Pramenstruasi (Premenstual
Syndrome) . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB
V PENUTUP
5.1. Kesimpulan. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
5.2. Saran. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
17
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menstruasi adalah perdarahan dari
uterus karena perubahan hormonal yang teratur atau berdaur teratur, kira-kira
empat minggu sekali. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium)
yang disertai dengan perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya
kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang pertama atau
menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi
pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang mempengarui
kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri. Gangguan
menstruasi yang paling sering terjadi pada wanita diantaranya yaitu :Disminore,
Amenorea.
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam
tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi
baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi.
Pada manusia,
hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause.
Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata
besar, sementara binatang-binatang
menyusui lainnya mengalami siklus
estrus.
Pada
wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini
berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama,
kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya,
menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat
terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang
akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan
rata-rata 35mL per harinya.
Biasanya
pada saat menstruasi wanita memakai pembalut
untuk menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana
tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari
untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau
gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteri dan
mempunyai siklus udara
yang lancar.
Seringkali
muncul ungkapan 'lagi dapat ya' kepada perempuan jika ia terlihat gampang emosi
dan terlalu sensitif. Benar sekali, sindrom pramenstruasi (PMS) dialami
sebagian besar perempuan yang gejalanya antara lain tiba-tiba merasa kesal,
ingin marah-marah, ditambah lagi muncul rasa kram di perut.
Beruntunglah jika gejala PMS yang wanita rasakan hanya sebatas ini. Dalam tingkatan yang lebih parah, beberapa wanita bahkan sampai pingsan ketika PMS datang. Sindrom PMS, pada dasarnya, bukan penyakit, melainkan kumpulan reaksi tubuh.
Beruntunglah jika gejala PMS yang wanita rasakan hanya sebatas ini. Dalam tingkatan yang lebih parah, beberapa wanita bahkan sampai pingsan ketika PMS datang. Sindrom PMS, pada dasarnya, bukan penyakit, melainkan kumpulan reaksi tubuh.
Oleh
para ahli kandungan, PMS dikatakan berkaitan erat dengan peningkatan dan
ketidakseimbangan kadar hormon reproduksi, estrogen dan progesteron, di dalam
tubuh menjelang menstruasi. Ini berarti, rasa sakitnya akan selalu muncul
setiap kali menstruasi datang.
Menurut
data dari The American College of
Obstetricians and Gynecologists, Minggu (6/3/2011) hampir 70 persen
wanita di seluruh dunia setiap bulannya mengalami PMS. Sekitar 14 persen dari
wanita usia 20-35 tahun tidak seberuntung itu karena setiap kali PMS datang,
mereka harus bed rest lantaran begitu hebatnya rasa sakit yang menyerang.
1.2.Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah masih kurang nya pengetahuan wanita tentang psikologi
menstruasi.
1.3.Tujuan
Tujuan pembuatan makalah tentang
cara mengatasi gangguan psikologi pada masa menstruasi, agar kita dapat
mempelajari dengan seksama mengenai tata cara mengatasi gangguan – gangguan
psikologi pada wanita menstruasi sehingga kita dapat memahami dan mengenal apa
yang di rasakan,dibutuhkan dan di inginkan oleh wanita dengan gangguan
psikologi saat menstruasi.
1.4.Manfaat
Penelitian
1. Bagi
Profesi
Diharapkan
makalah ini dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan kebidanan, serta dapat
menumbuhkan motivasi bidan untuk berperan aktif dalam memberikan informasi
mengenai psikologi menstruasi pada wanita.
2. Bagi
Ibu Hamil
Dengan
adanya penelitian ini diharapkan wanita mempunyai pengetahuan yang baik
mengenai psikologi menstruasi. Sehingga kemungkinan terjadinya gangguan
psikologi menstruasi dapat segera dihindari dan deteksi secara dini.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.
Kajian Teori
Pada masa menstruasi banyak sekali terdapat
gangguan-gangguan baik dari segi fisik maupun dari segi psikologis.
Gangguan-gangguan menstruasi ini dapat menyebabkan tergangguanya
aktivitas-aktivitas dari wanita yang mengalami gangguan menstruasi tersebut.
Gangguan-gangguan psikologi pada saat menstruasi yaitu :
ü kecemasan atau ketakutan terhadap
menstruasi, sehingga menimbulkan fobia terhadap menstruasi. Maksudnya disini
jika keregangan dan kecemasan ini secara terus menerus serta berlebihan serta
tidak segera diatasi maka akan menimbulkan fobia pada menstruasi.
ü Merasa terhalangi atau merasa
dibatasi kebebasan dirinya oleh datangnya menstruasi. Wanita akan merasa
kebebasannya terbatas akibat datangnya menstruasi ini misalnya saja wanita akan
terbatas dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari contohnya ia tidak dapat
melaksanakan ibadah, aktivitas olahraga dan aktivitas-aktivitas lainnya.
ü Mudah tersinggung atau mudah marah.
Perasaan ini timbul dikarenakan akibat dari perubahan cara kerja hormone-hormon
serata karena pengaruh rasa nyeri yang timbul pada saat menstruasi.
ü Perubahan pola makan pola makan
cenderung meningkat terutama pada makan yang manis.
ü Merasa gelisa dan gangguan tidur.
Pada saat menstruasi seorang wanita akan mengalami gangguan atau masala susah
tidur atau insomnia.
2.2.
Penelitian Terkait
Dari
57 responden penelitian, 25 (43,9%) responden berasal dari kelas XII. Sebagian
besar (98,2%) responden mengalami menstruasi pertama pada usia 11-14 tahun dan
sisanya pada usia di bawah 11 tahun. Dua pertiga (66,7%) responden memiliki
status gizi normal dan sebanyak 31 (54,4%) responden melakukan aktivitas fisik
secara aktif. Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara
usia, kelas, dan aktivitas fisik dengan gangguan menstruasi pada siswi SMU ”X”
Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara
usia menstruasi pertama dan status gizi dengan gangguan menstruasi pada siswi
SMU ”X” Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur.
Sebagian besar (63,2%) responden mengalami
gangguan menstruasi. Gangguan yang terbanyak dialami adalah gangguan lain yang
berhubungan dengan menstruasi yaitu sebesar 57,9%. Oleh karena itu, peneliti
menyarankan agar dokter-dokter di puskesmas mengadakan penyuluhan tentang
gangguan menstruasi kepada siswi SMU sehingga angka prevalensi gangguan
menstruasi pada siswi SMU dapat diturunkan. [Olaf Sianipar, Nur Chandra Bunawan, Prima
Almazini, Neysa Calista, Priyandini Wulandari, Natasha Rovenska, Raissa E.
Djuanda, Irene, Adjie Seno, Eva Suarthana]
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi
Jenis penelitian
ini kuantitatif, dengan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan
“Cross Sectional”, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Dalam hal ini
variabel independen (pengertian
menstruasi) dengan variabel dependen (psikologi menstruasi).
(Notoatmodjo, 2002).
3.2. Tempat dan
Waktu
3.3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di kampus STIK Bina Husada
Palembang Tahun 2012
3.3.2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 10-13 oktober 2012
3.3. Tindakan
Cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi pada masa
menstruasi adalah dengan melakukan konsultasi atau konsling pada tenaga
kesehatan seperti bidan, dokter dan sebagainya dan menjadikan tenaga kesehatan
tersebut sebagai konselor. Peran atau tugas sebagai konselor ini yaitu ebagai
berikut:
1. Memberi penjelasan kepada klien,
bahwa proses menstruasi merupakan suatu proses fisiologi atau normal yang pasti
akan terjadi dan akan dialami oleh setiap wanita yang subur.
2. Memberi informasi-informasi positif
yang berguna mengenai menstruasi agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap
proses menstruasi tersebut.
3. Memberikan saran untuk mengurangi
ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi berlangsung, seperti istirahat yang
cukup, perbanyak minum air putih dan melakukan kompres air hangat pada bagian
perut.
4. Memberikan support mental atau
dukungan pada klien, agar lebih percaya diri dan tidak merasa takut dalam
menghadapi masa menstruasi
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
Menurut asalnya
katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan
"-λογία" (-logia yang
artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat
diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
4.2
Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam
tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi
baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi.
Pada manusia,
hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause.
Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata
besar, sementara binatang-binatang
menyusui lainnya mengalami siklus
estrus.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28
hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus
menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30
hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi
juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang
akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan
rata-rata 35mL per harinya.
Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut
untuk menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana
tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari
untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau
gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteri dan
mempunyai siklus udara
yang lancar.
4.3. psikologi menstruasi
Beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada bagian perut
bawah pada saat hal ini terjadi. Lama keluarnya darah menstruasi juga
bervariasi, pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari
masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari
fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang
banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran
darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan.
Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem
fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah
yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh
beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl
dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi
dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi
untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Heffner;
2008; Nur,2010).
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang
terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat
terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase
tersebut adalah :
- Fase menstruasi atau deskuamasi Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
- Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi. Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari. (Wiknjosastro; 2005, Nur;2010). Terjadi pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus menstruasi (Hendrik, 2006)
- Fase intermenstum atau fase proliferasi . Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi. Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel. Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi. Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis (Wiknjosastro; 2005, Nur;2010). Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita (Hendrik,2006)
- Fase pramenstruasi atau fase sekresi. Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu: Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan. Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi (Wiknjosastro; 2005, Nur;2010).
Menurut Wiknjosastro (2002), gangguan
menstruasi dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan
dalam:
1)
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada menstruasi
- Hipermenorea (menoragia) : perdarahan menstruasi yang lebih banyak atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Pada bentuk gangguan seperti ini siklus menstruasi tetap teratur akan tetap jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak. Penyebab terjadinya kemungkinan terdapat mioma uteri (pembesaran rahim), polip endometrium, atau hiper plasia endometrium (perubahan dinding rahim). Diagnosis kelainan dapat ditetapkan pemeriksaan dalam, ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan terhadap kerokan (Chandranita, 2009)
- Hipomenorea : perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya. Pada kelainan ini siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal menstruasi akan tetapi jumlah darah yang dikeluarkan relative sedikit. Penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita kekurangan gizi, atau wanita dengan penyakit tertentu (Chandranita, 2009).
2)
Kelainan siklus
- Polimenorea : siklus menstruasi yang lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.
- Oligomenorea : siklus menstruasi lebih panjang (lebih dari 35 hari). Perdarahannya biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa.
- Amenorea :Keadaan tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Gangguan berhentinya menstruasi yang diakibatkan karena adanya gangguan pada fungsi indung telur, hormone yang tidak stabil, kesehatan atau masalah tekanan jiwa dan emosi (Kasdu,2005). Amenorea dibagi menjadi dua yaitu amenorea primer dan sekunder. Amenorea sekunder terjadi ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi sejak kecil.
Penyebabnya kelainan anatomis kelamin (tidak terbentuk
Rahim, tidak ada liang vagina, atau gangguan hormonal). Amenorea fisiologis
(normal) yaitu sesorang wanita sejak lahir sampai menarche, terjadi pada
kehamilan dan menyusui sampai batas tertentu dan setelah mati haid.
Sedangkan Amenorea sekunder yaitu pernah mengalami
menstruasi dan selanjutnya berhenti lebih dari tiga bulan. Penyebabnya mungkin
gangguan gizi, terdapat tumor alat kelamin, gangguan hormonal atau penyakit
menahun (Chandranita, 2009). Gejala klinis amenorea sekunder antara lain nyeri
abdomen bagian bawah, menjalar kepinggang dan paha disertai keluhan mual dan
muntah, sakit kepala, diare, mudah tersinggung (Manuba, 1998)
Untuk mengatasi Amenorea sebaiknya seseorang melakukan gaya
hidup sehat mulai dari makan makanan yang bergizi seimbang, berolahraga, tidak
minum-minuman berahkohol, tidak minum obat-obatan steroid atau narkotika, tidak
stress dan menjaga berat sehingga dengan pola hidup yang sehat ini membuat
hormone tetap normal (Kasdu,2005)
3)
Perdarahan di luar haid
Perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 menstruasi
(metroragia). Pendarahan ini disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan
kelainan anatomis. Pada kelainan hormonal terjadi gangguan poros hipotalamus
hipofise, ovarium (indung telur) dan rangsangan estrogen dan progesterone
dengan bentuk pendarahan yang terjadi di luar menstruasi, bentuknya bercak dan
terus menerus, dan pendarahan menstruasi berkepanjangan (Chandranita, 2009).
Keadaan ini dipengaruhi oleh ketidak seimbangan hormone tubuh, yaitu kadar
hormone progesterone yang rendah atau hormone estrogen yang tinggi. Penderita
hipoteroid (kadar hormone teroid yang rendah) atau hiperteroid (kadar hormone
teroid yang tinggi) dan fungsi adrenal yang rendah juga bisa menyebabkan
gangguan ini. Beberapa gangguan organ reproduksi juga dapat menyebabkan
metroragia seperti infeksi vagina atau Rahim endometriosis, kista ovarium,
fibroid, kanker endometrium atau indung telur, hyperplasia endometriosis,
penggunaan kontrasepsi spiral yang mengalami infeksi juga dapat menyebabkannya
(Kasdu,2005).
Pengobatan terhadap kelainan ini pada remaja (gadis) dengan
pengaturan secara hormonal (Chandranita, 2009) dengan menstimulasi kelenjar
pituitary di otak dan adrenal untuk menyeimbangkan kadar FSH dan LH
(Kasdu,2005) sedangkan untuk wanita menikah atau mempunyai anak dengan
memeriksakan alat kelamin dan bila perlu diadakan kuretase dan pemeriksaan
patologi untuk memastikannya (Chandranita, 2009).
Sedangkan
gangguan lain yang ada hubungan dengan haid
a)
Premenstrual tension (ketegangan pramenstruasi) :
keluhan-keluhan yang biasanya mulai 1 minggu sampai beberapa
hari sebelum datangnya menstruasi, dan menghilang sesudah menstruasi datang,
walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai menstruasi berhenti. Gejala ini
dijumpai pada wanita umur 30 sampai 45 tahun. Penyebab yang jelas belum
diketahui akan tetapi kemungkinan diakibatkan ketidakseimbangan antara estrogen
dan progesterone. Dikemukan bahwa dominasi estrogen merupakan penyebab dan
defisiensi fase luteal dan kekurangan progesterone. Akibat dominasi estrogen
terjadi retensi air dan edama pada beberapa tempat. Gejala klinisnya dalam
bentuk gangguan emosional yaitu mudah tersinggung, sukar tidur, gelisah, sakit
kepala, perut kembung, mual sampai muntah, pada payudara terasa tegang dan
sakit, bahkan kasus yang lebih berat sering individu yang mengalaminya menjadi
tertekan (Manuba, 1998).
b)
Mastalgia :
rasa nyeri dan pembesaran payudara sebelum menstruasi.
Mastalgia disebabkan dominasi hormone estrogen sehingga terjadi retensi air dan
garam disertai hipermia didaerah payudara. Segera setelah menstruasi mastalgia
menghilang dengan sendirinya (Manuba, 1998)
c)
Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) :
nyeri antara menstruasi, terjadi kira-kira sekitar
pertengahan siklus menstruasi, pada saat ovulasi. Kadang-kadang Mittelschmerz
diikuti oleh pendarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis
seperti hamil ektropik yang pecah (Manuba, 1998).
d)
Dismenorea
Dismenorea merupakan rasa sakit akibat menstruasi yang
sangat menyiksa karena nyerinya luar biasa menyakitkan. Selama dismenorea,
terjadi kontraksi otot rahim akibat peningkatan prostaglandin sehingga
menyebabkan vasospasme dari arteriol uterin yang menyebabkan terjadinya iskemia
dan kram pada abdomen bagian bawah yang akan merangsang rasa nyeri disaat
menstruasi (Robert dan David; 2004; Nur,2010). Faktor yang memperburuk
dismenorea adalah Rahim yang menghadap kebelakang (retroversi), kurangnya
berolahraga dan stress psikis atau stress social, dan kekurangan zat besi
(Kasdu,2005).
Dimenorea terdiri dari primer dan sekunder. Lebih dari 50%
wanita mengalami dismenorea primer dan 15 % diantaranya mengalami nyeri yang
hebat. Biasanya dimenorea primer timbul pada masa remaja yaitu sekitar 2-3
tahun setelah menstruasi pertama dan tidak disebabkan oleh penyakit. Namun
dengan bejalannya waktu tepatnya hormone tubuh lebih stabil atau perubahan pada
Rahim setelah menikah dan melahirkan gangguan ini akan berkurang (Kasdu,2005).
Sedangkan dismenorea sekunder, gangguan haid disebakan
adanya gejala penyakit yang berhubungan dengan kandungan, misalnya
endometriosis, infeksi Rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan, kelainan
kedudukan Rahim yang dapat menganggu organ dan jaringan disekitarnya. Penyebab
dismenorea sekunder lainya adalah kondisi panggul, endometriosis, fibroid,
edenomiosis, peradangan tuba falopi, pelengketan abnormal antar organ dalam
perut, pemakian kontrasepsi IUD atau tampon. Kondisi demikian hanya dialami
sekitar 25% wanita dan kebanyakan mereka berumur 20 tahunan (Kasdu,2005).
4.4. Syndroma Pramenstruasi (Premenstual Syndrome)
Kadar sindroma pramenstruasi (PMS) dan waktunya pada setiap
wanita tidak selalu sama. Ada wanita yang merasa sangat sakit sampai menderita
kram dan tidak dapat beraktifitas. Beberapa ahli mengatakan bahwa gejala
tersebut berhubungan kadar hormone estrogen dan progesterone pada siklus haid.
Menurut ahli lain memperkirakan gangguan menjelang haid berhubugan dengan
masalah psikis, misalnya wanita menganggap masa haid sebagai beban sehingga
tanpa sadar ia menolaknya. Gangguan ini bisa juga merupakan tanda dari penyakit
yang serius seperti endometriosis, kista atau angioma uteri dan adanya infeksi
Rahim (Kasdu,2009). Gejala yang muncul akan terjadi pada separuh ahkir dari
siklus menstruasi, yang menghilang saat mulainya menstruasi. Manifestasi klinis
dapat berupa penuhnya payudara dan terasa nyeri, bengkak, kelelahan, sakit
kepala, peningkatan nafsu makan, iritabilitas dan ketidakstabilan perasaan dan
depresi, kesulitan dalam kosentrasi, keluar air mata dan kecenderungan untuk
melakukan kejahatan. Hamper sepertiga wanita produktif menghidap PMS (Behrman,
Kliegman and Arvin;2000).
Untuk mencegah PMS yaitu menjaga organ genital, baik dalam
hubungan sex maupun saat buang air besar dan kecil. Tindakan lainnya untuk
mengurangi resiko ini adalah olahraga dan hidup lebih rileks sehingga aliran
darah tubuh lancar karena mempengaruhi aliran darah organ reproduksi. Termasuk
pola makan yang memenuhi gizi seimbang sehingga semua kebutuhan tubuh akan
zat-zat gizi terpenuhi, terutama kebutuhan zat besi yang diperlukan saat wanita
haid (Kasdu,2005).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Gangguan – gangguan psikologi pada
masa mentruasi, perkawinan dan kehamilan dapat di tangani dengan melakukan
konsultasi atau konsling pada tenaga kesehatan seperti bidan, dokter dan
sebagainya dan menjadikan tenaga kesehatan tersebut sebagai konselor. Peran
konselor dalam mengatasi gangguan psikologi menstruasi yakni : Memberi
penjelasan kepada klien. Secara umum cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi
tersebut yaitu dengan memberikan informasi-informasi, baik secara konseling
,maupun kolaborasi.
5.2. Saran
Kami yakin makalah ini masih banyak
kekurangan – kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu kami sangat
berterima kasih apabila para pembaca dan dosen pembimbing menyampaikan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan isi makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, khususnya mahasiswi akdemi
kebidanan STIK Bina Husada Palembang. Akhirnya hanya kepada ALLAH jualah kami memohon dan
berdoa. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bebas bicara apa aja..