pskb A1

pskb A1
akbid bina husada

Rabu, 16 Mei 2012

PENILAIAN DALAM STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN





Mata Kuliah                        : Mutu Pelayanan Kebidanan
Kode Mata Kuliah              : PSKb 4004.P
Beban Studi                        : 2 SKS
Tingkat/ Semester              : II/ IV
Pertemuan                          : 9
Dosen                                 : Hj Novitasari Am.Keb, SKM, M.Keb


URAIAN MATERI
 




PENILAIAN DALAM STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan pelanggan.
Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang dihasilkan, didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman dan terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak ( Roemer dalam Amirudin, 2007). Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Saifudin, 2006).
Dimensi mutu pelayanan kebidanan adalah :
  • Kompetensi Teknis (Technical competence)
  • Akses terhadap pelayanan (Access to service)
  • Efektivitas (Effectiveness)
  • Efisiensi (Efficiency)
  • Kontinuitas (Continuity)
  • Keamanan (Safety)
  • Hubungan antar manusia (Interpersonal relations)
  • Kenyamanan (Amenities
Mutu pelayanan kebidanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian. Dalam praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan bersifat multidimensional. Artinya setiap orang dapat berbeda persepsi penilaiannya tergantung dari dimensi penilaian yang dipakai.
Robert dan Prevost (dalam Saifudin, 2006) menyatakan perbedaan dimensi penilaian yaitu :
1.    Bagi pemakai jasa pelayanan, mutu terkait dengan dimensi ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan klien, kelancaran komunikasi, keprihatinan dan keramahtamahan petugas terhadap klien
2.    Bagi penyelengara pelayanan, mutu terkait dengan dimensi kesesuaian pelayanan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, serta otonomi profesi sesuai dengan kebutuhan klien
3.    Bagi penyandang dana, mutu terkait dengan dimensi efisiensi pemakaian dana, kewajaran pembiayaan dan kemampuan menekan beban biaya.
Untuk mengatasi adanya perbedaan dimensi ini disepakati bahwa penilaian mutu berpedoman pada hakekat dasar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan (health needs and demannds) klien pengguna pelayanan yang apabila berhasil akan menghasilkan kepuasan (client satisfaction) terhadap pelayanan kebidanan yang diselenggarakan. Maka mutu pelayanan kebidanan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan rasa puas pada klien. Makin sempurna kepuasan, maka semakin sempurna pelayanan yang dilakukan.
Berkaitan dengan kepuasan, terdapat masalah pokok yang ditemukan yaitu kepuasan bersifat subjektif. Tiap orang memiliki tingkat kepuasan yang berbeda. Sekalipun pelayanan kebidanan telah memuasakan klien, tetapi masih banyak ditemukan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar profesi dan kode etik.
Untuk mengatasi masalah ini dilakukan pembatasan, yaitu:
1.    Pembatasan pada derajat kepuasan pasien
Pengukuran kepuasan dilakukan tidak secara individual, tetapi yang dipakai adalah kepuasan rata-rata. Pelayanan kebidanan bermutu apabila dapat memuaskan rata-rata klien
2.    Pembatasan pada upayan yang dilakukan
Pelayanan kebidanan yang menimbulkan kepuasan harus memenuhi kode etik dan standar pelayanan kebidanan.
Mutu pelayanan kebidanan merujuk pada tingkat kesempurnaan yang dapat memuaskan dengan tingkat rata-rata klien serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar profesi kebidanan.
Menurut Amiruddun (2007) dalam pelakukan penilaian mutu ada tiga pendekatan penilaian mutu, yaitu :
1.    Struktur
·         Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi dan manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas kesehatan.

2.    Proses
·         Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat dan tenaga profesi lain) dan interaksinya dengan klien
·         Proses mencakup diagnosa, rencana pengobatan, indikasi tindakan, prosedur dan penanganan kasus.
3.    Outcomes
·         Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap klien
·         Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun negatif.

METODA YANG DIGUNAKAN PADA PROGRAM MENJAGA MUTU

Untuk mengukur dan menilai mutu asuhan dilaksanakan melalui berbagai metoda sesuai kebutuhan.

Metoda yang digunakan adalah :

1) Audit adalah pengawasan yang dilakukan terhadap masukan, proses, lingkungan dan keluaran apakah dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Audit dapat dilaksanakan konkuren atau retrospektif, dengan menggunakan data yang ada (rutin) atau mengumpulkan data baru. Dapat dilakukan secara rutin atau merupakan suatu studi khusus.

2) Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari pelayanan yang diberikan.
3) Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei kepuasan pasien.

4) Observasi terhadap asuhan pasien, meliputi observasi terhadap status fisik dan perilaku pasien.

konsep dasar kehamilan

1.       KONSEP DASAR KEHAMILAN
1.1. Pengertian
Kehamilan adalah suatu proses yang berkesinambungan yaitu ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 1998).
        Kahamilan adalah peristiwa yang di mulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan (Obstetric fisiologi UNPAD:1990:5)
        Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (sumber : wukipedia)
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), di hitung dari hari pertama haid terakhir. (sumber : Alzam Faisal, 2009)
Kehamilan adalah suatu proses  yang di awali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduannya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh. (BKKBN, 2004)
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid (HPHT) hingga di mulainya persalinan terjadi.(Varney 2007)
Kehamilan adalah sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Oleh karena itu, pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal. (saifudddin, 2006)
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi  tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifasdan bayi setelah lahir serta keluarga berencana. Selain itu kehamilan dengan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan atau nifas bila di bandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal.
1.2. Proses Terjadinya kehamilan
1.2.1.        Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. (sari : 2008)
1.2.2.        Fertilisasi
Fertilisasi merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum, sampai dengan terjadinya perubahan fisik dan kimiawi ovum sperma hingga menjadi buah kehamilan. (sari : 2008)
1.2.3.        Implantasi (Nidasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. (sari : 2008)
1.3. Tanda-Tanda Kehamilan
1.3.1.        Tanda Pasti Kehamilan
1.       Terdengar denyut jantung janin
2.       Terdengar gerak janin
3.       Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio.
4.       Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu)
1.3.2.        Tanda Tidak Pasti Kehamilan
1. Pembesaran uterus
2. Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
- Tanda Hegar
Pada minggu-minggu pertama istmus uteri mengadakan hipertropi sehingga lebih panjang dan lebih lunak. Pada VT jika 2 jari tangan dalam      diletakkan pada forniks posterior dan tangan yang satunya pada dinding perut depan diatas simpisis, maka istmus uteri sedemikian lunaknya, seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan dengan serviks.
- Tanda Brackston Hicks
Kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan rasa nyeri pada waktu pemeriksaan. Maka kadang-kadang corpus uteri yang lunak menjadi lebih keras. Hal tersebut disebabkan karena timbulnya kontraksi.
- Tanda Piscasek
Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas kejurusan tersebut. Sehingga pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh didaerah implantasi dari blastosit dan daerah insersi plasenta.
- Tanda Goodell
Pelunakkan serviks dikarenakan pembuluh darah dalam serviks bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks. Jaringan ikat pada serviks banyak mengandung kolagen, akibat kadar estrogen meningkat, menyebabkan hipervaskularisasi maka kosistensi serviks menjadi lunak.
- Tanda Chadwicks
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna unggu kebiruan pada mukosa vagina, vulva dan serviksakibat meningkatnya hormon estrogen. Warna portio pun tampak livide.
3. Teraba Balotement
Adalah gerakan janin yang belum engaged, teraba pada minggu ke 16-18. Balotement adalah tehnik mempalpasi suatu struktur terapung dengan menekan perlahan struktur tersebut dan merasakan pantulannya. Jari pemeriksa dalam vagina mendorong dengan lembut kearah atas, janin terdorong keatas kemudian janin turun kembali dan jari merasakan benturan lunak.
4.    Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan positif
1.3.3.        Dugaan Hamil
Dugaan hamil diantaranya yaitu:
1.       Amenorhoe (tidak mengalami menstruasi sesuai siklus atau terlambat haid)
2.       Nausea
3.       Pusing
4.       Miksing ( sering buang air kecil)
5.       Obstipasi
6.       Hiperpigmentasi : striae, cloasma, linia nigra
7.       Varises
8.       Payudara menegang
9.       Perubahan perasaan
10.   Berat badan bertambah (sumber : sari, 2008)
1.4. Tujuan  Asuhan Antenatal
Adapun tujuan asuhan antenatal yaitu:
1.       Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2.       Meningkatkan kesehatan fisik, mental, social ibu dan janin.
3.       Mempersiapkan persalinan yang aman dan bersih dan masa nifas normal dengan pemberian ASI Ekslusif.
4.       Mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat kehamilan secara umum, kebidanan dan pembedahan.
1.5. Asuhan Standar Pelayanan Minimal (10T)
Asuhan standar pelayanan minimal (10T) yaitu:
1.       Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2.       Ukur tekanan darah
3.       Nilai status gizi dengan mengukur lingkar lengan atas
4.       Ukur tinggi fundus uteri
5.       Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6.       Skrining tetanus dengan imunisasi TT
7.       Minum tablet tambah darah (minimal 90 tablet selama 90 hari)
8.       Tes laboratorium
9.       Tata laksana kasus
10.   Temu wicara
2.       KEHAMILAN DENGAN FAKTOR RESIKO
2.1. Definisi Kehamilan dengan Faktor Resiko
Ibu hamil dengan kehamilan resiko adalah ibu hamil yang mempunyai factor resiko atau bahaya yang lebih besar pada kehamilan atau pesalinannya di bandingkan dengan ibu hamil dengan kehamilan dan persalinan.
Resiko kehamilan adalah setiap factor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian maternal. (Manuaba,2008)
2.2. Macam-macam Resiko Kehamilan
Menurut Azwar asrul (2004) factor resiko pada ibu hamil meliputi:
1.       Umur
a.       Terlalu muda yaitu<20 tahun
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik, sehingga perlu di waspadai kemungkinan mengalami persalinan yang sulit.
b.      Terlalu tua>35 tahun
Pada usia ini kesehatan rahim dan rahim ibu sudah tidak sebaik seperti pada umur 20-35 tahun sebelumnya, sehingga perlu di waspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, perdarahan dan resiko cacat bawaan.
2.       Paritas
Paritas>3 perlu di waspadai kemungkinan persalinan lama, karena makin banyak anak, rahim ibu makin lemah.
3.       Interval
Jarak kehamilan terakhir dengan awal kehamilan sekarang<2 tahun, bila jarak terlalu dekat maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih, keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama atau perdarahan.
4.       Tinggi badan
Tinggi badan<145 cm keadaan ini perlu di waspadai ibu yang mempunyai panggul sempit, sehingga sulit melahirkan.
5.       Lingkar Lengan Atas
LILA<23,5 cm, ini bearti ibu menderita KEK (kekurangan energy kronik) atau kekurangan gizi yang lama. Pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, pertumbuhan dan perkembangan otak janin terhambat sehingga mempengaruhi kecerdasan anak di kemudian hari.
6.       Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis (DM), hopertensi, dan riwayat cacat congenital.
7.       Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
Resiko dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu:
a.       Resiko rendah sama dengan keadaan normal
b.      Resiko sedang
Adanya factor resiko pada ibu hamil yang tidak langsung menimbulkan kematian ibu. Criteria sedang termasuk:
1.       TB kurang dari 145
2.       Jarak antar kehamilan atau kelahiran kurang dari 2 tahun
3.       Partus lebih dari 3 kali
4.       Primigravida pada usia lebih dari 35 tahun
5.       Primigravida pada usia kurang dari 20 tahun
c.       Resiko tinggi
Kehamilan dengan factor yang meningkatkan kemungkinan  terjadinya keguguran, kematian janin, persalinan premature, kelahiran dengan berat badan lahir rendah, penyakit jnain atau bayi neonates atau keadaan lain yang menimbulkan rintangan dan hambatan serta erat kaitannya dengan kematian ibu atau bayi dinamakan kehamilan resiko tinggi.
1.       Factor genetic
Terjadi abnormalitas kromosom, kelainan metabolism bawaan, retardasi mental atau sikap penyakit familiar pada anggota keluarga, meningkatkan resiko yang sama pada bayi.
2.       Factor ibu
Angka kematian neonatal yang paling rendah terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang berusia 20-30 tahun baik kehamilan remaja maupun kehamilan yang di alami wanita lebih dari 35 tahun. Terutama primipara mempunyai resiko yang meningkat akan terjadinya retardasi pertumbuhan dalam kandungan, gawat janin dan intra uteri.
3.       Factor obstetric
Factor obstetric di antaranya, yaitu:
a.       Ukuran uterus besar atau kecil sekali
b.      Rupture selaput janin kurang dari 24 jam sebelum kelahiran
c.       Proses persalinannya yang berlangsung lama dan sulit
d.      Berat badan janin yang di perkirakan melalui section cesarean
Bayi yang dilahirkan section cesarea mempunyai masalah yang mungkin berhubungan dengan  keadaan kebidanan yang tidak menguntungkan yang memaksa dilakukan tindakan pembedahan atau tindakan anestesi yang berkepanjangan terhadap ibu. Namun, masih terdapat pertentangan tentang cara persalinan yang paling aman bagi janin imatur, terutama pada janin letak sungsang, section cesarean mungkin mempunyai resiko yang lebih sedikit jika di bandingkan dengan stress persalinan yang timbul akan kontraksi uterus selama persalinan melalui vagina. Beberapa bayi yang dilahirkan melalui section cesarean memperhatikan gangguan pernapasan selama ½ hari. Factor- factor itu juga yang memberikan dampak kehamilan yang kurang baik berupa berat bayi lahir rendah dan prematuritas.