1.
KONSEP DASAR KEHAMILAN
1.1. Pengertian
Kehamilan adalah suatu proses yang berkesinambungan
yaitu ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba,
1998).
Kahamilan adalah peristiwa
yang di mulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan
persalinan (Obstetric fisiologi UNPAD:1990:5)
Kehamilan adalah masa dimana
seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (sumber : wukipedia)
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum
sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), di hitung dari hari pertama
haid terakhir. (sumber : Alzam Faisal, 2009)
Kehamilan adalah suatu proses yang di awali dengan keluarnya sel telur yang
matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduannya
menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh. (BKKBN, 2004)
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang di
hitung sejak hari pertama haid (HPHT) hingga di mulainya persalinan
terjadi.(Varney 2007)
Kehamilan adalah sebagai keadaan fisiologis dapat
diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Oleh karena itu,
pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal. (saifudddin, 2006)
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan
yang menjadi tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang
kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifasdan bayi setelah lahir serta
keluarga berencana. Selain itu kehamilan dengan resiko tinggi adalah kehamilan
yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik
terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan
atau nifas bila di bandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal.
1.2. Proses
Terjadinya kehamilan
1.2.1.
Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang
memungkinkan terjadinya kehamilan. (sari : 2008)
1.2.2.
Fertilisasi
Fertilisasi merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma
bertemu dengan ovum, sampai dengan terjadinya perubahan fisik dan kimiawi ovum
sperma hingga menjadi buah kehamilan. (sari : 2008)
1.2.3.
Implantasi (Nidasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam
endometrium. (sari : 2008)
1.3. Tanda-Tanda
Kehamilan
1.3.1.
Tanda Pasti Kehamilan
1.
Terdengar denyut jantung janin
2.
Terdengar gerak janin
3.
Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong
kehamilan, ada gambaran embrio.
4.
Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka
janin (>16 minggu)
1.3.2.
Tanda Tidak Pasti Kehamilan
1.
Pembesaran uterus
2. Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
-
Tanda Hegar
Pada
minggu-minggu pertama istmus uteri mengadakan hipertropi sehingga lebih panjang
dan lebih lunak. Pada VT jika 2 jari tangan dalam diletakkan pada forniks posterior dan
tangan yang satunya pada dinding perut depan diatas simpisis, maka istmus uteri
sedemikian lunaknya, seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan dengan serviks.
- Tanda Brackston Hicks
Kontraksi tidak teratur yang tidak
menimbulkan rasa nyeri pada waktu pemeriksaan. Maka kadang-kadang corpus uteri yang
lunak menjadi lebih keras. Hal tersebut disebabkan karena timbulnya kontraksi.
- Tanda Piscasek
Uterus membesar kesalah satu jurusan
hingga menonjol jelas kejurusan tersebut. Sehingga pertumbuhan uterus tidak
rata, uterus lebih cepat tumbuh didaerah implantasi dari blastosit dan daerah
insersi plasenta.
- Tanda Goodell
Pelunakkan serviks dikarenakan
pembuluh darah dalam serviks bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks
dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks. Jaringan ikat pada serviks banyak
mengandung kolagen, akibat kadar estrogen meningkat, menyebabkan hipervaskularisasi
maka kosistensi serviks menjadi lunak.
- Tanda Chadwicks
Peningkatan vaskularisasi yang
menimbulkan warna unggu kebiruan pada mukosa vagina, vulva dan serviksakibat
meningkatnya hormon estrogen. Warna portio pun tampak livide.
3. Teraba Balotement
Adalah gerakan janin yang belum
engaged, teraba pada minggu ke 16-18. Balotement adalah tehnik mempalpasi suatu
struktur terapung dengan menekan perlahan struktur tersebut dan merasakan
pantulannya. Jari pemeriksa dalam vagina mendorong dengan lembut kearah atas, janin
terdorong keatas kemudian janin turun kembali dan jari merasakan benturan
lunak.
4.
Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan positif
1.3.3.
Dugaan Hamil
Dugaan hamil diantaranya yaitu:
1.
Amenorhoe (tidak mengalami menstruasi sesuai
siklus atau terlambat haid)
2.
Nausea
3.
Pusing
4.
Miksing ( sering buang air kecil)
5.
Obstipasi
6.
Hiperpigmentasi : striae, cloasma, linia nigra
7.
Varises
8.
Payudara menegang
9.
Perubahan perasaan
10.
Berat badan bertambah (sumber : sari, 2008)
1.4. Tujuan Asuhan Antenatal
Adapun tujuan asuhan antenatal yaitu:
1.
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2.
Meningkatkan kesehatan fisik, mental, social
ibu dan janin.
3.
Mempersiapkan persalinan yang aman dan bersih
dan masa nifas normal dengan pemberian ASI Ekslusif.
4.
Mengenali secara dini adanya komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat kehamilan secara umum, kebidanan
dan pembedahan.
1.5. Asuhan
Standar Pelayanan Minimal (10T)
Asuhan standar pelayanan minimal (10T) yaitu:
1.
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2.
Ukur tekanan darah
3.
Nilai status gizi dengan mengukur lingkar
lengan atas
4.
Ukur tinggi fundus uteri
5.
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin
6.
Skrining tetanus dengan imunisasi TT
7.
Minum tablet tambah darah (minimal 90 tablet
selama 90 hari)
8.
Tes laboratorium
9.
Tata laksana kasus
10.
Temu wicara
2. KEHAMILAN
DENGAN FAKTOR RESIKO
2.1. Definisi
Kehamilan dengan Faktor Resiko
Ibu hamil dengan kehamilan resiko
adalah ibu hamil yang mempunyai factor resiko atau bahaya yang lebih besar pada
kehamilan atau pesalinannya di bandingkan dengan ibu hamil dengan kehamilan dan
persalinan.
Resiko kehamilan adalah setiap factor
yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian maternal.
(Manuaba,2008)
2.2. Macam-macam
Resiko Kehamilan
Menurut Azwar asrul (2004) factor resiko pada ibu hamil meliputi:
1.
Umur
a.
Terlalu muda yaitu<20 tahun
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik,
sehingga perlu di waspadai kemungkinan mengalami persalinan yang sulit.
b.
Terlalu tua>35 tahun
Pada usia ini kesehatan rahim dan rahim ibu sudah tidak sebaik
seperti pada umur 20-35 tahun sebelumnya, sehingga perlu di waspadai
kemungkinan terjadinya persalinan lama, perdarahan dan resiko cacat bawaan.
2.
Paritas
Paritas>3 perlu di waspadai kemungkinan persalinan lama, karena
makin banyak anak, rahim ibu makin lemah.
3.
Interval
Jarak kehamilan terakhir dengan awal kehamilan sekarang<2
tahun, bila jarak terlalu dekat maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih,
keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan
lama atau perdarahan.
4.
Tinggi badan
Tinggi badan<145 cm keadaan ini perlu di waspadai ibu yang
mempunyai panggul sempit, sehingga sulit melahirkan.
5.
Lingkar Lengan Atas
LILA<23,5 cm, ini bearti ibu menderita KEK (kekurangan energy
kronik) atau kekurangan gizi yang lama. Pada keadaan ini perlu diwaspadai
kemungkinan ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, pertumbuhan
dan perkembangan otak janin terhambat sehingga mempengaruhi kecerdasan anak di
kemudian hari.
6.
Riwayat keluarga menderita penyakit kencing
manis (DM), hopertensi, dan riwayat cacat congenital.
7.
Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan
tulang belakang atau panggul.
Resiko dapat dikelompokan menjadi 3
yaitu:
a. Resiko
rendah sama dengan keadaan normal
b. Resiko
sedang
Adanya
factor resiko pada ibu hamil yang tidak langsung menimbulkan kematian ibu.
Criteria sedang termasuk:
1.
TB kurang dari 145
2.
Jarak antar kehamilan atau kelahiran kurang
dari 2 tahun
3.
Partus lebih dari 3 kali
4.
Primigravida pada usia lebih dari 35 tahun
5.
Primigravida pada usia kurang dari 20 tahun
c. Resiko
tinggi
Kehamilan
dengan factor yang meningkatkan kemungkinan
terjadinya keguguran, kematian janin, persalinan premature, kelahiran
dengan berat badan lahir rendah, penyakit jnain atau bayi neonates atau keadaan
lain yang menimbulkan rintangan dan hambatan serta erat kaitannya dengan
kematian ibu atau bayi dinamakan kehamilan resiko tinggi.
1.
Factor genetic
Terjadi abnormalitas kromosom, kelainan metabolism bawaan,
retardasi mental atau sikap penyakit familiar pada anggota keluarga,
meningkatkan resiko yang sama pada bayi.
2.
Factor ibu
Angka kematian neonatal yang paling rendah terjadi pada bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang berusia 20-30 tahun baik kehamilan remaja maupun
kehamilan yang di alami wanita lebih dari 35 tahun. Terutama primipara
mempunyai resiko yang meningkat akan terjadinya retardasi pertumbuhan dalam
kandungan, gawat janin dan intra uteri.
3.
Factor obstetric
Factor obstetric di antaranya, yaitu:
a.
Ukuran uterus besar atau kecil sekali
b.
Rupture selaput janin kurang dari 24 jam
sebelum kelahiran
c.
Proses persalinannya yang berlangsung lama dan
sulit
d.
Berat badan janin yang di perkirakan melalui
section cesarean
Bayi yang
dilahirkan section cesarea mempunyai masalah yang mungkin berhubungan dengan keadaan kebidanan yang tidak menguntungkan
yang memaksa dilakukan tindakan pembedahan atau tindakan anestesi yang
berkepanjangan terhadap ibu. Namun, masih terdapat pertentangan tentang cara
persalinan yang paling aman bagi janin imatur, terutama pada janin letak
sungsang, section cesarean mungkin mempunyai resiko yang lebih sedikit jika di
bandingkan dengan stress persalinan yang timbul akan kontraksi uterus selama
persalinan melalui vagina. Beberapa bayi yang dilahirkan melalui section
cesarean memperhatikan gangguan pernapasan selama ½ hari. Factor- factor itu
juga yang memberikan dampak kehamilan yang kurang baik berupa berat bayi lahir
rendah dan prematuritas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bebas bicara apa aja..