pskb A1

pskb A1
akbid bina husada

Rabu, 26 Juni 2013

PERNYATAAN PERSETUJUAN


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir Dengan Judul :
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Penerapan Perawatan Payudara sebagai Upaya Memperlancar Produksi ASI
di BPS Yuhana Hasan Palembang
Tahun 2013

Oleh
Novitasari
10.15401.00.96
Program Studi Kebidanan

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji Laporan Tugas Akhir Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada

Palembang,  November 2012
Pembimbing


(Nensastri, SST)

Ketua Program Studi Kebidanan



(Andina Primitasari, SST)

Sabtu, 22 Juni 2013



MAKALAH
PSIKOLOGI MENSTRUASI

DISUSUN OLEH:
Ayu Fitri Anis                         (10154010041)
Fitrah Ramdhayani                 (10154010003)
Meli Hartati                             (10154010052)
Novitasari                                (10154010096)
Nurmeli Eka Juliani                 (10154010074)
           
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PSIKOLOGI MENSTRUASI”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian PSIKOLOGI MENSTRUASI atau yang lebih khususnya membahas       pengertian psikologi, menstruasi, dan macam-macam psikologi menstruasi itu sendiri. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang psikologi menstruasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Palembang, 15 oktober 2012

Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
1.2.Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3.Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.4.Manfaat Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB II KAJIAN TEORI
2.1.   Kajian Teori. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.2.   Penelitian Terkait. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.   Metodologi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
3.2. Tempat dan Waktu. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  6
3.3. Tindakan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
BAB IV PEMBAHASAN
            4.1. Psikologi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
            4.2. Menstruasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
            4.3. Psikologi Menstruasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
            4.4. Syndroma Pramenstruasi (Premenstual Syndrome) . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB V PENUTUP
            5.1. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
            5.2. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
DAFTAR PUSTAKA















BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Menstruasi adalah perdarahan dari uterus karena perubahan hormonal yang teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang pertama atau menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang mempengarui kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri. Gangguan menstruasi yang paling sering terjadi pada wanita diantaranya yaitu :Disminore, Amenorea.
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteri dan mempunyai siklus udara yang lancar.
Seringkali muncul ungkapan 'lagi dapat ya' kepada perempuan jika ia terlihat gampang emosi dan terlalu sensitif. Benar sekali, sindrom pramenstruasi (PMS) dialami sebagian besar perempuan yang gejalanya antara lain tiba-tiba merasa kesal, ingin marah-marah, ditambah lagi muncul rasa kram di perut.
Beruntunglah jika gejala PMS yang wanita rasakan hanya sebatas ini. Dalam tingkatan yang lebih parah, beberapa wanita bahkan sampai pingsan ketika PMS datang. Sindrom PMS, pada dasarnya, bukan penyakit, melainkan kumpulan reaksi tubuh.
Oleh para ahli kandungan, PMS dikatakan berkaitan erat dengan peningkatan dan ketidakseimbangan kadar hormon reproduksi, estrogen dan progesteron, di dalam tubuh menjelang menstruasi. Ini berarti, rasa sakitnya akan selalu muncul setiap kali menstruasi datang.
Menurut data dari The American College of Obstetricians and Gynecologists, Minggu (6/3/2011) hampir 70 persen wanita di seluruh dunia setiap bulannya mengalami PMS. Sekitar 14 persen dari wanita usia 20-35 tahun tidak seberuntung itu karena setiap kali PMS datang, mereka harus bed rest lantaran begitu hebatnya rasa sakit yang menyerang.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah masih kurang nya pengetahuan wanita tentang psikologi menstruasi.

1.3.Tujuan
Tujuan pembuatan makalah tentang cara mengatasi gangguan psikologi pada masa menstruasi, agar kita dapat mempelajari dengan seksama mengenai tata cara mengatasi gangguan – gangguan psikologi pada wanita menstruasi sehingga kita dapat memahami dan mengenal apa yang di rasakan,dibutuhkan dan di inginkan oleh wanita dengan gangguan psikologi saat menstruasi.

1.4.Manfaat Penelitian
1.      Bagi Profesi
Diharapkan makalah ini dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan kebidanan, serta dapat menumbuhkan motivasi bidan untuk berperan aktif dalam memberikan informasi mengenai psikologi menstruasi pada wanita.
2.      Bagi Ibu Hamil
Dengan adanya penelitian ini diharapkan wanita mempunyai pengetahuan yang baik mengenai psikologi menstruasi. Sehingga kemungkinan terjadinya gangguan psikologi menstruasi dapat segera dihindari dan deteksi secara dini.















BAB II
KAJIAN TEORI

2.1.                  Kajian Teori
Pada masa menstruasi banyak sekali terdapat gangguan-gangguan baik dari segi fisik maupun dari segi psikologis. Gangguan-gangguan menstruasi ini dapat menyebabkan tergangguanya aktivitas-aktivitas dari wanita yang mengalami gangguan menstruasi tersebut. Gangguan-gangguan psikologi pada saat menstruasi yaitu :
ü  kecemasan atau ketakutan terhadap menstruasi, sehingga menimbulkan fobia terhadap menstruasi. Maksudnya disini jika keregangan dan kecemasan ini secara terus menerus serta berlebihan serta tidak segera diatasi maka akan menimbulkan fobia pada menstruasi.
ü  Merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh datangnya menstruasi. Wanita akan merasa kebebasannya terbatas akibat datangnya menstruasi ini misalnya saja wanita akan terbatas dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari contohnya ia tidak dapat melaksanakan ibadah, aktivitas olahraga dan aktivitas-aktivitas lainnya.
ü  Mudah tersinggung atau mudah marah. Perasaan ini timbul dikarenakan akibat dari perubahan cara kerja hormone-hormon serata karena pengaruh rasa nyeri yang timbul pada saat menstruasi.
ü  Perubahan pola makan pola makan cenderung meningkat terutama pada makan yang manis.
ü  Merasa gelisa dan gangguan tidur. Pada saat menstruasi seorang wanita akan mengalami gangguan atau masala susah tidur atau insomnia.



2.2.       Penelitian Terkait       
              Dari 57 responden penelitian, 25 (43,9%) responden berasal dari kelas XII. Sebagian besar (98,2%) responden mengalami menstruasi pertama pada usia 11-14 tahun dan sisanya pada usia di bawah 11 tahun. Dua pertiga (66,7%) responden memiliki status gizi normal dan sebanyak 31 (54,4%) responden melakukan aktivitas fisik secara aktif. Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara usia, kelas, dan aktivitas fisik dengan gangguan menstruasi pada siswi SMU ”X” Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara usia menstruasi pertama dan status gizi dengan gangguan menstruasi pada siswi SMU ”X” Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur.
Sebagian besar (63,2%) responden mengalami gangguan menstruasi. Gangguan yang terbanyak dialami adalah gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi yaitu sebesar 57,9%. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar dokter-dokter di puskesmas mengadakan penyuluhan tentang gangguan menstruasi kepada siswi SMU sehingga angka prevalensi gangguan menstruasi pada siswi SMU dapat diturunkan. [Olaf Sianipar, Nur Chandra Bunawan, Prima Almazini, Neysa Calista, Priyandini Wulandari, Natasha Rovenska, Raissa E. Djuanda, Irene, Adjie Seno, Eva Suarthana]






BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metodologi
Jenis penelitian ini kuantitatif, dengan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan “Cross Sectional”, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Dalam hal ini variabel independen (pengertian menstruasi) dengan variabel dependen (psikologi menstruasi). (Notoatmodjo, 2002).

     3.2. Tempat dan Waktu
3.3.1.  Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kampus STIK Bina Husada Palembang Tahun 2012
3.3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10-13 oktober 2012

     3.3. Tindakan
Cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi pada masa menstruasi adalah dengan melakukan konsultasi atau konsling pada tenaga kesehatan seperti bidan, dokter dan sebagainya dan menjadikan tenaga kesehatan tersebut sebagai konselor. Peran atau tugas sebagai konselor ini yaitu ebagai berikut:
1.      Memberi penjelasan kepada klien, bahwa proses menstruasi merupakan suatu proses fisiologi atau normal yang pasti akan terjadi dan akan dialami oleh setiap wanita yang subur.
2.      Memberi informasi-informasi positif yang berguna mengenai menstruasi agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap proses menstruasi tersebut.
3.      Memberikan saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi berlangsung, seperti istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih dan melakukan kompres air hangat pada bagian perut.
4.      Memberikan support mental atau dukungan pada klien, agar lebih percaya diri dan tidak merasa takut dalam menghadapi masa menstruasi























BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

4.2  Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteri dan mempunyai siklus udara yang lancar.
4.3. psikologi menstruasi
Beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada bagian perut bawah pada saat hal ini terjadi. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi, pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Heffner; 2008; Nur,2010).
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
  1. Fase menstruasi atau deskuamasi Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
  2. Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi. Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari. (Wiknjosastro; 2005, Nur;2010). Terjadi pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus menstruasi (Hendrik, 2006)
  3. Fase intermenstum atau fase proliferasi . Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi. Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel. Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi. Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis (Wiknjosastro; 2005, Nur;2010). Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita (Hendrik,2006)
  4. Fase pramenstruasi atau fase sekresi. Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu: Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan. Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi (Wiknjosastro; 2005, Nur;2010).
Menurut Wiknjosastro (2002), gangguan menstruasi dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam:
1) Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada menstruasi
  • Hipermenorea (menoragia) : perdarahan menstruasi yang lebih banyak atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Pada bentuk gangguan seperti ini siklus menstruasi tetap teratur akan tetap jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak. Penyebab terjadinya kemungkinan terdapat mioma uteri (pembesaran rahim), polip endometrium, atau hiper plasia endometrium (perubahan dinding rahim). Diagnosis kelainan dapat ditetapkan pemeriksaan dalam, ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan terhadap kerokan (Chandranita, 2009)
  • Hipomenorea : perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya. Pada kelainan ini siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal menstruasi akan tetapi jumlah darah yang dikeluarkan relative sedikit. Penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita kekurangan gizi, atau wanita dengan penyakit tertentu (Chandranita, 2009).
2) Kelainan siklus
  • Polimenorea : siklus menstruasi yang lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.
  • Oligomenorea : siklus menstruasi lebih panjang (lebih dari 35 hari). Perdarahannya biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa.
  • Amenorea :Keadaan tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Gangguan berhentinya menstruasi yang diakibatkan karena adanya gangguan pada fungsi indung telur, hormone yang tidak stabil, kesehatan atau masalah tekanan jiwa dan emosi (Kasdu,2005). Amenorea dibagi menjadi dua yaitu amenorea primer dan sekunder. Amenorea sekunder terjadi ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi sejak kecil. 
Penyebabnya kelainan anatomis kelamin (tidak terbentuk Rahim, tidak ada liang vagina, atau gangguan hormonal). Amenorea fisiologis (normal) yaitu sesorang wanita sejak lahir sampai menarche, terjadi pada kehamilan dan menyusui sampai batas tertentu dan setelah mati haid.
Sedangkan Amenorea sekunder yaitu pernah mengalami menstruasi dan selanjutnya berhenti lebih dari tiga bulan. Penyebabnya mungkin gangguan gizi, terdapat tumor alat kelamin, gangguan hormonal atau penyakit menahun (Chandranita, 2009). Gejala klinis amenorea sekunder antara lain nyeri abdomen bagian bawah, menjalar kepinggang dan paha disertai keluhan mual dan muntah, sakit kepala, diare, mudah tersinggung (Manuba, 1998)
Untuk mengatasi Amenorea sebaiknya seseorang melakukan gaya hidup sehat mulai dari makan makanan yang bergizi seimbang, berolahraga, tidak minum-minuman berahkohol, tidak minum obat-obatan steroid atau narkotika, tidak stress dan menjaga berat sehingga dengan pola hidup yang sehat ini membuat hormone tetap normal (Kasdu,2005)

3) Perdarahan di luar haid
Perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 menstruasi (metroragia). Pendarahan ini disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis. Pada kelainan hormonal terjadi gangguan poros hipotalamus hipofise, ovarium (indung telur) dan rangsangan estrogen dan progesterone dengan bentuk pendarahan yang terjadi di luar menstruasi, bentuknya bercak dan terus menerus, dan pendarahan menstruasi berkepanjangan (Chandranita, 2009). Keadaan ini dipengaruhi oleh ketidak seimbangan hormone tubuh, yaitu kadar hormone progesterone yang rendah atau hormone estrogen yang tinggi. Penderita hipoteroid (kadar hormone teroid yang rendah) atau hiperteroid (kadar hormone teroid yang tinggi) dan fungsi adrenal yang rendah juga bisa menyebabkan gangguan ini. Beberapa gangguan organ reproduksi juga dapat menyebabkan metroragia seperti infeksi vagina atau Rahim endometriosis, kista ovarium, fibroid, kanker endometrium atau indung telur, hyperplasia endometriosis, penggunaan kontrasepsi spiral yang mengalami infeksi juga dapat menyebabkannya (Kasdu,2005).
Pengobatan terhadap kelainan ini pada remaja (gadis) dengan pengaturan secara hormonal (Chandranita, 2009) dengan menstimulasi kelenjar pituitary di otak dan adrenal untuk menyeimbangkan kadar FSH dan LH (Kasdu,2005) sedangkan untuk wanita menikah atau mempunyai anak dengan memeriksakan alat kelamin dan bila perlu diadakan kuretase dan pemeriksaan patologi untuk memastikannya (Chandranita, 2009).

Sedangkan gangguan lain yang ada hubungan dengan haid
a) Premenstrual tension (ketegangan pramenstruasi) : 
keluhan-keluhan yang biasanya mulai 1 minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya menstruasi, dan menghilang sesudah menstruasi datang, walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai menstruasi berhenti. Gejala ini dijumpai pada wanita umur 30 sampai 45 tahun. Penyebab yang jelas belum diketahui akan tetapi kemungkinan diakibatkan ketidakseimbangan antara estrogen dan progesterone. Dikemukan bahwa dominasi estrogen merupakan penyebab dan defisiensi fase luteal dan kekurangan progesterone. Akibat dominasi estrogen terjadi retensi air dan edama pada beberapa tempat. Gejala klinisnya dalam bentuk gangguan emosional yaitu mudah tersinggung, sukar tidur, gelisah, sakit kepala, perut kembung, mual sampai muntah, pada payudara terasa tegang dan sakit, bahkan kasus yang lebih berat sering individu yang mengalaminya menjadi tertekan (Manuba, 1998).
b) Mastalgia : 
rasa nyeri dan pembesaran payudara sebelum menstruasi. Mastalgia disebabkan dominasi hormone estrogen sehingga terjadi retensi air dan garam disertai hipermia didaerah payudara. Segera setelah menstruasi mastalgia menghilang dengan sendirinya (Manuba, 1998)

c) Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) : 
nyeri antara menstruasi, terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus menstruasi, pada saat ovulasi. Kadang-kadang Mittelschmerz diikuti oleh pendarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti hamil ektropik yang pecah (Manuba, 1998).

d) Dismenorea
Dismenorea merupakan rasa sakit akibat menstruasi yang sangat menyiksa karena nyerinya luar biasa menyakitkan. Selama dismenorea, terjadi kontraksi otot rahim akibat peningkatan prostaglandin sehingga menyebabkan vasospasme dari arteriol uterin yang menyebabkan terjadinya iskemia dan kram pada abdomen bagian bawah yang akan merangsang rasa nyeri disaat menstruasi (Robert dan David; 2004; Nur,2010). Faktor yang memperburuk dismenorea adalah Rahim yang menghadap kebelakang (retroversi), kurangnya berolahraga dan stress psikis atau stress social, dan kekurangan zat besi (Kasdu,2005).
Dimenorea terdiri dari primer dan sekunder. Lebih dari 50% wanita mengalami dismenorea primer dan 15 % diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya dimenorea primer timbul pada masa remaja yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dan tidak disebabkan oleh penyakit. Namun dengan bejalannya waktu tepatnya hormone tubuh lebih stabil atau perubahan pada Rahim setelah menikah dan melahirkan gangguan ini akan berkurang (Kasdu,2005).
Sedangkan dismenorea sekunder, gangguan haid disebakan adanya gejala penyakit yang berhubungan dengan kandungan, misalnya endometriosis, infeksi Rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan Rahim yang dapat menganggu organ dan jaringan disekitarnya. Penyebab dismenorea sekunder lainya adalah kondisi panggul, endometriosis, fibroid, edenomiosis, peradangan tuba falopi, pelengketan abnormal antar organ dalam perut, pemakian kontrasepsi IUD atau tampon. Kondisi demikian hanya dialami sekitar 25% wanita dan kebanyakan mereka berumur 20 tahunan (Kasdu,2005).

4.4. Syndroma Pramenstruasi (Premenstual Syndrome)
Kadar sindroma pramenstruasi (PMS) dan waktunya pada setiap wanita tidak selalu sama. Ada wanita yang merasa sangat sakit sampai menderita kram dan tidak dapat beraktifitas. Beberapa ahli mengatakan bahwa gejala tersebut berhubungan kadar hormone estrogen dan progesterone pada siklus haid. Menurut ahli lain memperkirakan gangguan menjelang haid berhubugan dengan masalah psikis, misalnya wanita menganggap masa haid sebagai beban sehingga tanpa sadar ia menolaknya. Gangguan ini bisa juga merupakan tanda dari penyakit yang serius seperti endometriosis, kista atau angioma uteri dan adanya infeksi Rahim (Kasdu,2009). Gejala yang muncul akan terjadi pada separuh ahkir dari siklus menstruasi, yang menghilang saat mulainya menstruasi. Manifestasi klinis dapat berupa penuhnya payudara dan terasa nyeri, bengkak, kelelahan, sakit kepala, peningkatan nafsu makan, iritabilitas dan ketidakstabilan perasaan dan depresi, kesulitan dalam kosentrasi, keluar air mata dan kecenderungan untuk melakukan kejahatan. Hamper sepertiga wanita produktif menghidap PMS (Behrman, Kliegman and Arvin;2000).
Untuk mencegah PMS yaitu menjaga organ genital, baik dalam hubungan sex maupun saat buang air besar dan kecil. Tindakan lainnya untuk mengurangi resiko ini adalah olahraga dan hidup lebih rileks sehingga aliran darah tubuh lancar karena mempengaruhi aliran darah organ reproduksi. Termasuk pola makan yang memenuhi gizi seimbang sehingga semua kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi terpenuhi, terutama kebutuhan zat besi yang diperlukan saat wanita haid (Kasdu,2005).





























BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Gangguan – gangguan psikologi pada masa mentruasi, perkawinan dan kehamilan dapat di tangani dengan melakukan konsultasi atau konsling pada tenaga kesehatan seperti bidan, dokter dan sebagainya dan menjadikan tenaga kesehatan tersebut sebagai konselor. Peran konselor dalam mengatasi gangguan psikologi menstruasi yakni : Memberi penjelasan kepada klien. Secara umum cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi tersebut yaitu dengan memberikan informasi-informasi, baik secara konseling ,maupun kolaborasi.

5.2. Saran
Kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan – kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih apabila para pembaca dan dosen pembimbing menyampaikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan isi makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, khususnya mahasiswi akdemi kebidanan STIK Bina Husada Palembang. Akhirnya hanya kepada ALLAH jualah kami memohon dan berdoa. Amin.










DAFTAR PUSTAKA